Riwayat RD.H. Djimat Hendro Suwarno Pengasuh Persaudaraan "Setia Hati" Winongo Tunas Muda

RD.H DJIMAT HENDRO SOEWARNO

Sejarah Riwayat Hidup bapak Pengasuh Persaudaraan
Setia Hati Winongo Tunas Muda.
R.Soewarno lahir di ponorogo pada hari sabtu legi thn
1924. beliau adalah putra dari R. poernomo yg menikah
dengan R. Ayu katmiyati kedua2nya adalah keturunan
dari prabu Brawijaya Majapahit.
Dari perkawinan R.poernomo dengan R.Ayu katmiyati di
karuniai 3 putraYaitu:
1.R.Soewarno
2.R.rr.Soekapti
3.R.rr.Soelastri
R.Soewarno menikah dengan Sri Aminah putri dari Kediri
dan di karuniai 7 orang Putra Yaitu:
1.R.Arief Santoso
2.R.Budi Aji Santoso
3.R.Agus Wiyono Santoso
4.RSugeng Santoso
5.R.Amien fitri Santoso
6.R.Endang Nur Setia Hati ningrum
7.R.Kusumastuti Setia Hti Ningrum
Nama : RDH SOEWARNO
TTL : Ponorogo, 16 Nopember 1924
Hari : Sabtu Legi
Th.1937 tamat H.I.S
Th.1941 tamat Kweekschool
Th.1944 tamat S.M.T
Th.1965 tamat fak.hukum dan pengetahuan masyarakat
Berguru Silat kepada :
1. 1938 Pendekar Rantai Bergelung
2. 1938 Pendekar Pencak Anak Sumatera Sekilat
3. 1939 Pendekar Cimande
4. 1939 Pendekar Kuntho
5. 1940 Pendekar Pecut Jakarta
6. 1940 Pendekar Shianghai
7. 1941 Pendekar Bugis Asli
8. 1942 Pendekar Pondok Pesantren
9. 1942 Pendekar Singapura
10. 1959 Persaudaraan Setia Hati
1945-1949 bergabung dengan pasukan gerilya atau yg
lebih di kenal dengan Pasukan PGSS 1949 beliau di
tangkap belanda dan menjadi tawanan perang belanda
ketika perjanjian ROEM_ROYEN di tanda tangani barulah
beliau di bebaskan sebagai konsekwensi dr perjanjian
itu.


Dari penjelasan di atas dapat lah di ketahui bahwa beliau
adalah pejuang perintis kemerdekan dan mempunyai
andil dalam mencapai kemerdekaan walau dapat di
katakan kecil
Tujuan / sasaran “S-H” yang ditempuh adalah “Mengolah
raga dan mengolah batin untuk mencapai keluhuran budi
guna mendapatkan kesempurnaan hidup, kebahagiaan
dan kesejahteraan lahir – batin di dunia dan di akhirat”
dengan mengajarkan Pencak Silat sebagai olah raga
atas dasar jiwa yang sehat terdapat pada tubuh yang
sehat pula, meninggalkan semua yang menjadi larangan-
larangan Tuhan dan melaksanakan semua perintah-
perintahNya. (Mens sana in corpore sano en Amar
ma’ruf nahi munkar).
Gemblengan jasmani berupa pencak Silat dan rokhani
berupa Iman dan Taqwa kepada Tuhan dengan
melaksanan “Amar ma’ruf nahi munkar” secara
konsekwen. Bahwa dengan berlatih Pencak Silat secara
teratur manusia akan memiliki tubuh yang sehat lagi
kuat dan jiwa yang sehat pula (mens sana in corpore
sano) Bahwa dengan Iman dan Taqwa kepada Tuhan
serta melaksanan Amar ma’ruf nahi munkar secara
konsekwen manusia akan bahagia lahir dan batin di
dunia dan di akhirat.
“S-H” ada lepas dari pengaruh aliran dan golongan.
Enam perkara pokok perikehidupan yang harus
diamalkan:
Persatuan
Persamaan
Persaudaraan
Kemerdekaan
Tolong-menolong
Musyawarah
Persaudaraan “ SETIA-HATI “ disingkat S-H didirikan
pada tahun 1903 oleh almarhum Bapak Ki NGABEHI
SOERODWIRJO dengan nama kecilnya MASDAN. Wafat
pada tanggal 10 November 1944, dimakamkan di makam
desa Winongo, Kota madya Madiun. Ibu SOERODWIRJO
( Ibu Sarijati ) wafat pada tanggal 6 April 1969
dimakamkan di desa Winongo juga.
Tujuan / sasaran“ S-H “ yang ditempuh adalah : Bela
Negara, mengolah raga dan batin untuk mencapai
keluhuran budi guna mendapatkan kesempurnaan
hidup,kebahagiaan dan kesejahteraan lahir dan bathin di
dunia dan di akhirat,dengan jalan mengajarkan SILAT
( PENCAK SILAT ) sebagai olah raga atas dasar jiwa
yang sehat terdapat pada tubuh yang sehat pula,yaitu
dengan meninggalkan semua yang menjadi larangan-
larangan tuhan,dan melaksanakan semua perintah-
perintahnya ( MENS SANA IN CORPORE SANO-AMAR
MA’RUF NAHI MUNKAR ).
Jelaslah bahwa ajaran ini adalah ajaran mulia,edi peni
dan adi luhung.Oleh karena itu tidak mengherankan bagi
kita bahwa segala bangsa dan semua agama dapat
menerimanya, khususnya bangsa Indonesia.
Sejak tahun 1964, “ S-H “ mengalami kemunduran, tidak
begitu aktif, hal ini disebabkan tidak lain karena keadaan
juga, sebagian besar Saudara – saudara “ S-H “ sudah
banyak yang lanjut usia ( tua ), ditambah dengan makin
berkurangnya penerimaan Saudara baru. Banyak
saudara “ S-H “ yang sudah sepuh satu per satu
meninggal dunia, sedangkan yang masuk menjadi
saudara “ S-H “, dapat dikatakan hampir tidak ada. Kalau
keadaan yang demikian dibiarkan terus – menerus maka
“ S-H “ lambat laun akan mengalami kepunahan.
Untuk menghindari hal tersebut serta untuk melestarikan
ajaran yang edi – peni dan adi – luhung, maka pada
tanggal 15 Oktober 1965, Kami ( Soewarno ) merasa
terpanggil untuk bergerak ( mengaktifieer ) kegiatan –
kegiatan “S-H “. Dengan serentak gerakan ini mendapat
perhatian yang besar dari para pemuda dan dukungan
yang kuat dari masyarakat, yang akhirnya berdaya guna
untuk membantu HANKAM, serta ikut Memayu Hayuning
Bawono ( memelihara dan membangun keselamatn
Negara / Dunia ), membantu Negara / Pemerintah dalam
bidang ketertiban dan keamanan.
Dengan meningkatkan latihan jasmani ( pencak-silat )
dan latiahn rokhani (iman dan taqwa kepada Tuhan),
maka dapat diharapkan para pemuda kita sebagai
generasi penerus akan menjadi kader bangsa yang
militant yang sangat berguna bagi kepentingan Negara
dan bangsa.
Latihan berarti juga membiasakan, kebiasaan inilah
dapat disebut sebagai takdir yang kedua ( het gewoonte
is de tweed natuur ). Kalau kita membiasakan baik,
Tuhan akan menakdirkan kita baik. Memang segala
permulaan itu adalah sukar ( alle begin is moeilijk )
terutama jalan yang menuju kepada kebaikan –
kebaikan Syurga tentu banyak sekali rintangan –
rintanganya, sebaliknya jalan yang menuju kepada
kejahatan, kaemaksiatan, Neraka selalu terhias dengan
bunga – bungaan yang serba indah dan harum ( de weg
naar de hell is met bloemen geplafeit ). Oleh karena itu
harus ditanamkan juga kepada para pemuda kita yaitu
cinta kasih dan kasih saying. Sesama manusia harus
dicintai sebagaimana mencintai pada diri sendiri ( heb
uw naasten lief gelijik u zelven ) atau falsafah agama
Hindu yang mengajarkan kesosialan yang tanpa batas
yang berbunyi : TAT TWAM ASI ( ia adalah kamu ).
Kalau di cubit merasa sakit jangan mencubit orang lain
atau dalam bahasa jawanya adalah : KEMBANG TEPUS
KAKI (yen dijiwit kroso loro ojo njiwit liyan ).
Bagi Tuhan semua manusia itu sama, yang berlainan
hanya taqwanya kepada Tuhan dan yang lebih taqwa
itulah yang akan banyak mendapat keridhaan Tuhan.
Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa wajib
direalisasikan dengan amalyah, ibadah dan karya nyata
dalam pembangunan. Membangun manusia Indonesia
seutuhnya berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang
Dasar 1945. Maka wajib bagi setiap manusia Pancasilais
yang membangun Indonesia ini meresapi, menghayati
dan mengamalkan ketaqwaan dalam arti yang
sebenarnya. Dalam perkembangan dunia ini. Tuhan
senantiasa menjadikan waktu – waktu pada saat – saat
yang bersejarah sejak zaman purba sampai akhir
zaman. Sejarah itu merupakan guru dan suri tauladan
bagi orang yang suka mengambil pelajaran dari
padanya.
Kita ini khususnya para generasi muda sebagai generasi
penerus harus pandai mangambil hikmah dari peristiwa
bersejarah untuk dijadikan suri tauladan dalam berbuat
dan bertindak.



Kepada para Tunas Muda “ S-H “, diajarkan pelajaran
Pencak Silat yang berasal dari para pendekar terkenal
( sembilan orang pendekar ) dan yang terakhir dari
Bapak Ki Ngabehi Soerodwirjo, Saudara Tertua dalam
Persaudaraan “ SETIA – HATI “ Winongo (sebagaimana
yang telah terurai pada Lampiran – Lampiran diatas).
Dengan metode yang demikian ini, maka seluruh
pelajaran dengan mudah diserap oleh para Tunas –
Tunas Muda Kita yang dapat berhasil dengan sukses.
Kita selalu berpedoman :
A. A sense of purpose and direction ( rasa tujuan dan
tanggung jawab seorang Pemimpin yang mempunyai cita
– cita )
B. Integriteit ( rasa setia Saudara )
Salah satu ikatan yang penting yang menghubungkan
seorang Pemimpin dengan pengikut – pengikutnya ialah
“ Rasa Percaya “.
Para pengikut seorang Pemimpin ingin mendapat
keyakinan bahwa kepentingan mereka selalu dipikirkan
dan diperjuangkan. Para pengikut ingin diyakinkan bahwa
kata –kata yang diucapkan oleh Pemimpinnya dapat
dipercaya dan bahwa mereka tidak usah takut akan
ditinggal atau dikhianati dalam waktu menghadapi
kesulitan – kesulitan. Dengan demikian antara yang
dipikirkan dan apa yang dilakukan oleh Pemimpin
haruslah ada Harmoni dan Kesatuan.
“ The greate man does not think before hand of his
words that they may be greate. Not of his actions that
they may be resolute, he simply speaks and does what
is right “
Kita selalu bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,
bahwa segala sesuatu yang digariskan oleh Pemerintah
selalu dapat kita kerjakan / laksanakan dengan sukses.

Komentar

Posting Komentar

ELENG KUAT SLAMET